Selasa, 17 Februari 2009

19 Februari 2009

ketemu juga cara melihat
kecepatan dan isi darisebuah penyelesaian tugas
dengan emailini urutan masuk akankelihatan
terimakasih atas atensi dari kalian semua

yang penting kalian harus mempersiapkan diri
untuk hadapi uan 2008/2009

ada potongan-potongan kata dalam kumpulan karya kalian dalam mail box
pdatun

pendidikan
iq
sq
si
masalahnya
penyelesaiannya
dll dll

luar biasa ulasan kalian, akan pdatun kopi pastekan dalam blog ini, milik
ferdi... dari ixb :
Sebenarnya bangsa kita adalah bangsa yang dapat digolongkan sebagai bangsa yang berpendidikan tinggi, sebagaimana telah dicanangkan oleh pemerintah (wajar 9th). Namun sayang, program tersebut hanya didasari oleh semangat pendidikan saja. Hanya memacu para generasi muda menjadi pandai dan dapat membangun negara maju. Tahukah anda, hal tersebut belumlah cukup! Pendidikan memanglah penting, tapi semua itu akan terbuang sia-sia tanpa didasari akhlak dan moral yang baik.

Dapat kita contohkan, pada saat para mahasiswa universitas ternama menyampaikan pendapatnya dengan demo secara anarkis. Benarkah itu? Padahal mereka adalah orang-orang terdidik, namun mengapa kelakuan mereka seperti itu?

Seperti yang telah saya tuliskan pada tugas kliping masalah remaja dan pendidikannya, mereka hanyalah korban dari sistem pendidikan yang mendekati tidak layak pakai di Indonesia. Pendidikan di Indonesia hanya mengacu pada kecerdasan otak saja, tanpa didasari oleh pendidikan moral. Mereka menganggap pendidikan moral tidaklah penting. Padahal pengertian itu adalah salah besar, pendidikan tanpa moral yang baik sama dengan orang bodoh! Mengapa tidak? Kita memiliki pengetahuan bahkan ber-IQ lebih dari 1000, namun moral kita benar-benar buruk. Tak salah, kalau kita menggunakan pengetahuan kita secara salah.

Dapat pula kita ambil contoh, mengapa tindak kriminal di Indonesia semakin marak dan terselubung? Orang yang pandai bermoral rendah lebih berbahaya daripada orang bodoh bermoral rendah. Itulah masalah yang kita hadapi sebenarnya.

Namun, jangan hanya melihat dari segi pelajar saja. Para pendidik juga memiliki peran yang penting dalam dunia pendidikan dan moral. Seperti peribahasa, guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Semua para peserta didik pasti ada yang mengikuti sikap para pendidiknya. Maka dari itu, para pendidik harus menyadarinya dan memberikan contoh yang baik bagi muridnya.

Sayang-disayang, hanya sebagian pendidik yang menyadari hal tersebut. Banyak dari mereka menggunakan dunia pendidikan semata-mata hanya untuk mencari nafkah dan mencurahkan isi hatinya. Dapat kita saksikan di TV, banyak oknum pendidik yang melakukan kekerasan kepada anak didiknya sampai memanfaatkan mereka demi tujuan pribadi seperti demo. Sungguh benar-benar disayangkan! Untuk itu marilah kita bentuk pribadi yang lebih baik daripada hari ini.


. Bukan maSekian komentar saya, apabila ada salah kata ataupun kata yang menyindir saya ucapkan maafksud hati untuk menyindir, tetapi hanya untuk mencurahkan apa yang ingin saya katakan.
Terima Kasih



lalu ada komentar dari sind... ix b juga

Kecerdasan Sosial


Anggapan anak yang selalu juara kelas akan sukses di masa depan tidaklah salah. Namun tak sedikit juga anak dengan kepintaran biasa-biasa saja bisa juga sukses karena kecerdasan sosial dan emosionalnya.



Hingga ini masih banyak ayah ibu memuja kecerdasan intelektual yang mengandalkan kemampuan berlogika semata. Ayah ibu merasa bangga dan berhasil mendidik anak, bila melihat nilai rapor anaknya bagus dan menjadi juara kelas. Tentu saja hal ini tidak salah, tetapi tidak juga benar seratus persen.

Beberapa penelitian justru menunjukkan bahwa kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual-lah yang lebih berpengaruh bagi kesuksesan seorang anak.


Hasil penelitian Daniel Goleman (1995 dan 1998) memperlihatkan bahwa kecerdasan intelektual hanya memberi kontribusi 20 persen terhadap kesuksesan hidup seseorang.


Yang 80 persen bergantung pada kecerdasan emosi, kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritualnya. Bahkan dalam hal keberhasilan kerja, kecerdasan intelektual hanya berkontribusi empat persen.


Pertanyaannya adalah, bagaimana cara untuk menumbuhkan kecerdasan emosi, sosial dan spiritual pada anak-anak kita? Cara pembelajaran pengetahuan emosional adalah dengan menyadari perasaan anak dan mampu berempati, menghibur dan membimbing mereka.


###


Ini artinya, upaya untuk meningkatkan kecerdasan emosi, kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual anak tidak bisa seperti halnya upaya meningkatkan kecerdasan intelektual yang bisa dipacu dengan memasukkan ke sekolah-sekolah favorit (yang umumnya adalah sekolah mahal), atau menjejali anak dengan aneka macam les.

Kecerdasan emosi, sosial dan spiritualnya sangat dipengaruhi oleh teladan dan sentuhan personal yang penuh rasa cinta, atensi dan apresiasi.


Dalam konteks itulah aktivitas pengasuhan menjadi urgen. Dan pengasuh terbaik bagi seorang anak adalah ibunya. Sebab ibu adalah sosok yang paling dikenal oleh anak.


Kedekatan antara ibu dan anak sudah tercipta sejak anak masih di kandungan.

Peran ibu sebagai pengasuh utama di rumah semakin besar, karena setelah anak lahir, ibu-lah yang menyusui dan lebih banyak mengurus anak.


ok terimaksih fer and sin

smoga pembaca dapat menilainya
untuk komentar bisadilayangkan ke emailblog ini
terimakasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih